Cara Mengatasi Writter's Block yang dialami penulis

Cara Mengatasi Writer’s Block yang Dialami Penulis Novel



‎Writer’s block adalah momok yang sering menghantui para penulis, termasuk penulis novel. Ia bisa datang tiba-tiba, membuat pena (atau keyboard) terasa berat, ide menguap, dan semangat menulis menghilang. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan cara-cara yang tepat.

‎Berikut beberapa strategi efektif untuk mengatasi writer’s block bagi penulis novel:

‎1. Berhenti Menekan Diri untuk Sempurna

‎Salah satu penyebab writer’s block adalah keinginan untuk langsung menulis dengan sempurna. Padahal, draf pertama tidak harus bagus. Biarkan ide mengalir apa adanya, dan ingat bahwa proses penyuntingan akan datang kemudian.

‎Don’t get it right, get it written." – James Thurber

‎ 2. Tulis Bebas (Free Writing)

‎Luangkan waktu 10–15 menit untuk menulis bebas tanpa aturan, tanpa edit, dan tanpa berpikir panjang. Tujuannya bukan untuk menghasilkan karya, tetapi untuk memanaskan otak dan jari agar siap menulis.

------------

Tubuh ku langsung menegang dan ketakutan ketika melihat beberapa penampakan jin dengan bentuk yang menyeramkan serta memiliki gigi caling yang sangat besar dan panjang, atau wajah mereka yang tidak menyerupai manusia.

“Jangan takut tuan putri, mereka semua adalah anak buah tuan putri yang akan melaksanakan apapun yang tuan putri perintahkan.” Ucap Ratu Kencana Wungu seolah dia mengetahui ketakutan ku ketika aku menatap bala tentara milik Ratu Kencana Wungu.



Ratu Kencana Wungu menepuk pundak ku sekali dan entah mengapa setelah itu aku tidak lagi merasakan ketakutan ketika melihat sosok aneh yang merupakan bala tentara Ratu Kencana Wungu yang secara tidak langsung adalah pasukan gaib ku.

Tepat sedetik sebelum aku menaiki kereta kencana yang ada di ujung istana, aku menoleh kebelakang dan menatap para jin yang tadi kulalui. Ternyata aku sudah...

Selengkapnya... 

‎________________________
‎3. Ganti Suasana atau Lokasi Menulis

‎Kadang otak kita jenuh karena terlalu lama menulis di tempat yang sama. Coba pindah ke kafe, taman, atau ruangan berbeda di rumah. Suasana baru bisa membangkitkan inspirasi.

‎4. Buat Outline atau Peta Cerita

‎Ketika kebingungan melanda, bisa jadi karena tidak tahu harus menulis apa selanjutnya. Outline membantu memberikan arah. Buat garis besar plot, karakter, atau bahkan hanya poin-poin penting bab berikutnya.

‎5. Baca Ulang Karya Sendiri atau Baca Buku Lain

‎Membaca ulang tulisan kita bisa membangkitkan kembali semangat dan mengingatkan akan visi awal cerita. Selain itu, membaca karya penulis lain juga dapat merangsang kreativitas dan menghadirkan ide baru.


‎ 6. Jalani Rutinitas Kreatif

‎Setiap penulis memiliki ‘ritual’ yang membantunya fokus. Entah itu minum kopi, mendengarkan musik instrumental, atau menulis pada jam tertentu. Temukan kebiasaan yang paling cocok untuk Anda dan buat itu menjadi bagian dari proses.


‎7. Terima Writer’s Block sebagai Bagian dari Proses

‎Writer’s block bukan kegagalan. Ia adalah bagian dari perjalanan kreatif. Alih-alih melawannya dengan frustrasi, terima keberadaannya, istirahat sejenak, lalu kembali dengan kepala yang lebih jernih.

‎8. Gunakan Tantangan Menulis

‎Ikut serta dalam tantangan menulis seperti NaNoWriMo (National Novel Writing Month) atau #30HariMenulis dapat membantu melatih konsistensi dan mendorong untuk menulis meski tanpa inspirasi besar.


‎ 9. Bicara dengan Sesama Penulis

‎Diskusi dengan komunitas penulis dapat membuka perspektif baru, mengurangi rasa sendiri, dan terkadang justru menyulut inspirasi dari obrolan santai.

‎10. Berikan Diri Sendiri Izin untuk Istirahat

‎Kadang yang dibutuhkan bukan memaksa menulis, melainkan memberi waktu untuk mengisi ulang energi. Jalan-jalan, menonton film, atau sekadar tidur cukup bisa sangat membantu.

‎Penutup

‎Writer’s block bukan akhir dari perjalanan menulis, melainkan rintangan sementara yang bisa diatasi dengan strategi yang tepat. Kuncinya adalah tetap bergerak, sekecil apa pun langkahnya, dan percaya bahwa inspirasi akan datang kembali.

‎Selamat menulis kembali!

----------------------

‎"Kamu bukan hanya membahayakan diri kamu, tapi kamu juga akan membahayakan mereka!" Dengan nada tegas.

‎Jadi ini alasan obrolan tengah malam itu tentang orang tuanya akan kehilangan Raveena. Jika orang tuanya juga akan dalam bahaya, Raveena pikir ia harus menyerah dengan sangat amat terpaksa.

‎"Kalau saya ikut kamu pergi, kamu bisa menjamin keselamatan Ayah dan Ibu, bukan?" tanya Raveena pada Taevan dengan tatapan tajam dan air mata yang masih mengalir.

‎"Saya akan pastikan hal itu." Dengan wajah terlihat meyakinkan.

‎Raveena memeluk Ibu-nya yang akhirnya menangis. Raveena menepuk-nepuk lembut punggung sang Ibu yang gemetar. Rasa kecewanya karena kenyataan sepenting itu disembunyikan tidak lebih besar dari rasa sedih harus berpisah dengan Ayah dan Ibu yang selama ini merawatnya dengan sangat baik. Orang tua yang sempurna bagi Raveena yang tidak kekurangan cinta sedikit pun sejak kecil.



‎"Walau pun akhirnya aku sama Ibu harus pisah, Ibu gak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja di mana pun aku berada." Ibu-nya terus menangis, seolah kata penenang Raveena tidak ada effectnya.

‎Raveena melepas pelukkannya. Menatap penuh rasa sayang sang Ibu. Menghapus setiap air mata yang tak ada hentinya keluar. "Aku janji akan baik-baik saja." Di tengah air mata yang terus keluar, Raveena mencoba tersenyum. Ia tidak ingin membuat Ibu-nya semakin sedih jika Raveena memperlihatkan bahwa ia sesedih itu. Bahwa Raveena tidak ingin pisah.

‎Raveena beralih memeluk Ayah-nya yang sejak awal mencoba terlihat kuat dengan menahan tangis yang ada, pada akhirnya air mata keluar dari tempat persembunyian. Ayah-nya mengelus lembut punggung Raveena. "Ayah harus selalu jaga Ibu dengan baik," ucap Raveena yang dadanya terasa semakin sesak.

‎"Maaf, Ayah sudah mengecewakan... 

Selengkapnya... 

Posting Komentar

0 Komentar